Main Cast :
Jeongmin, Junghwa, JB
Other :
[Naeun, Eunkyo, Wonho, Minah, Suzy] [Wonho, IU, Suzy, Myungsoo, Naeun, Yooara]
-Junghwa Pov-
Aku sedang duduk
di tepi alun alun kota. Tetapi aku merasa 3 orang itu melihatku, 2 namja dan 1
yeoja. Aku tetap cuek dengan situasi itu. Aku duduk tenang menunggu kehadiran 2
sahabtku, sudah agak lama aku menunggu disitu tapi hasilnya nihil. Dan aku
mencoba untuk bangkit dan pergi dari tempat itu
Saat aku melewati
3 orang itu, mereka memanggilku “HAI!” aku otomatis langsung berhenti dan
meilihat mereka. Dan
ada 1 wajah yang aku kenal, dan itu...... “Junghwa!” teriak Wonho langsung
memelukku. Dan aku memelukknya balik “aku tak percaya kau disini!” ucapnya
dengan nada senang. Aku hanya tersenyum, dan Wonho menarik tanganku menuju ke 2
orang yang dekat dengannya
Aku hanya
mengikuti saja, tiba tiba namja satunya itu memelukku sangat erat dan sampai
sampai aku tak bisa bernafas dan aku terenggal enggal. Dia hanya tersenyum malu
“Junghwa-ah!” ucap namja itu. aku belum mengenal wajahnya, dia melanjutkan “aku
JB” dan aku terbenggalak jika itu… dia… JB!
Ah JB~ aku
sudah lama merindukanmu, aku ingin tau kabarmu, wajahmu, sikapmu, dan semua
tentangmu. Dan akhirnya terbalas sudah untuk hari ini. JB memelukku dan itu itu
diluar dugaanku sebelumnya. Ah jeongmal, aku benar benar ga percaya ini
terjadi. Tuhan, kau memang yang terbaik!
Aku terdiam
sekaligus senang dalam hati, Tuhan aku tak menyangka~~ aku ingin teriak sekuat
kuatnya, sekenceng kencengnya! AAAAAAAAAAAAA~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ dan aku
berpamitan dengan Wonho dan JB “aku pamt, ada urusan” ucapku singkat
Aku
langsung pergi tanpa memperdulikan mereka kkk~ saat aku berjalan aku senang
sekali. ah~ jeongmal itu beneran kan bukan mimpi. Aku langsung berlari mengelilingi alun alun kota
lagi, mencari sosok sahabatku itu. Ah kenapa mereka belum muncul juga?
Aku lupa jika aku
tak punya pulsa untuk SMS mereka dan aku hanya duduk di termenung di tepi alun
alun yang berbeda tempat dengan tadi. Dan aku menemukan banyak sekali teman
sekolah yang sedang ada di alun alun. Aku menutupi wajahku agar mereka tidak
melihatku, tapi tetap saja keliatan dan mereka memanggilku
Sungguh, sudah
berapa jam aku menunggu disini. Aku melihat jam dan ternyata sudah 2 jam aku menunggu mereka. Huft,
ingin rasannya aku pulang tetapi tiba tiba handphoneku berdering dan ada
panggilan masuk. Aku pertama
kali tak tau jika orang itu memanggil, dan ternyata Naeun mentelfonku
Panggiln pertama
tak aku jawab karena aku gak tau, tapi Naeun menelfon lagi dan aku
mengangkatnya “Junghwa, kau dimana?”
“aku di pojok
alun alun dekat rambu lalu lintas”
“tunggu
yah! Aku dan Yooara akan segera kesana”
Telfon pun
mati. Dan hatiku sangat lega mendengarnya, aku sudah tidak sabar menunggu Naeun
dan Yooara. Benar saja, mereka mengagetkanku dari belakang “JUNGHWA~!” teriak
mereka berdua. Aku langsung menengok kea rah mereka “sudah lama kau menunggu?”
tanya Naeun. “sekitar 2 jam” ucapku datar. Mereka kaget “HAH?!” aku memandang
mereka sejenak
“ayo
jooging!” ajakku. Mereka mengangguk mantap, kami berlari kesana kemari
mengelilingi alun alun kota. Jujur saja, ini sudah siang dan menunjukkan pukul
7.30 pagi dan sudah jarang orang yang berolahraga. Tapi kami tetap nekat karena
niat kami untuk jooging pagi itu. Kami tidak menghiraukan banyak yang melihat,
berbicara tentang kami bahkan sampai teman teman kami melihat itu juga bukan
masalah
Sekitar 5 putaran
kami berlari, mengobrol sedikit tentang masalah di sekolah dan lain lain. Ya,
cukuplah untuk olahraga pagi ini. Kami berhenti dan istirahat sejenak dan
berteduh. Berkeringat,
meminum seteguk air mineral dan makan sedikit. Aku membawa bekal roti dan
Yooara membawa apel
“ada yang
mau apel?” tawar Yooara. “aku mau deh” sahut Naeun. Yooara melirik ke arahku
“Junghwa, kamu mau?” tanyanya. Aku nylinguk “aku terserah” jawabku. Yooara
tampak terlihat bingung “tapi kita ga punya pisau” ucapnya lagi. Naeun menunjuk
ke penjual bubur ayam di dekatnya “pinjam saja disana” jawabnya
“tapi aku
malu, pinjam pisau buat potong ini apel” jawab Yooara dengan nada pasrah. “udah
gapapa lah~ ga usah malu, pasti boleh kok” sambungku juga. akhirnya Yooara
berjalan menuju ke penjual bubur itu
-Author Pov-
“bu, boleh
pinjam pisau?” tanya Yooara agak ragu. Penjual bubur itu menengok ke Yooara
“untuk apa?” tanyanya. Yooara melihatkan apelnya “memotong ini” penjual bubur
itu memberikan pisau dan Yooara dengan wajah menang menuju ke Junghwa dan
Naeun. Yooara bingung lagi “aku gak bisa potong ini” Naeun dengan cepat
mengambil apel itu dan memotongnya perlahan. Junghwa cengengesan melihatnya
“iyadeh calon istrinya Myungsoo pinter juga” ucapku dengan nada mengejek
Naeun
langsung cemberut “Junghwa” ucapnya dengan nada kesal “aku gak akan potong apel
ini lho” sambungnya lagi. aku langsung meminta maaf kepada Naeun “ahela Cuma
bercanda kkk~” Naeun masih sibuk memotong apel “buat Junghwa” Junghwa langsung
mengambilnya “buat Yooara” dan Yooara langsung mengambil bagiannya
“ghamsa
Naeun~” ucap Junghwa dan Yooara bebarangan dan mereka makan apel itu sambil
istirahat. Dan sambil menikmati apel yang mereka makan, mereka bertiga lekas
jooging kembali. Junghwa pun sedikit bertanya kepada Naeun dan Yooara “biasanya
Myungsoo kalo kesini itu dimana tempatnya?” Naeun langsung menunjuk tempat
dimana Myungsoo sering nongkrong bersama teman temannya
“lho kok
kalian bisa tau?” tanya Junghwa lagi. Naeun menjawab “kalo tiap Jumat sekolah
kita ada Jooging kan? kalo rute jooging pasti lewat alun alun kota bukan? Nah
biasannya aku sering liat dia disitu sama temen temennya” ucap Naeun panjang
lebar. Junghwa mengangguk “wah berarti kamu beruntung tadi malem duduk bareng
Myungsoo dong” ujar Junghwa dengan nada enteng
Naeun
langsung menggetok kepala Junghwa “sakit” respek Junghwa setelah dipukul Naeun.
Yooara dan Junghwa langsung bersiut suit ke Naeun. Dan Naeun memajukan bibirnya
dengan kesal. Selagi mereka jooging, Junghwa melihat jam tangannya “udah jam
segini, aku pengen pulang Cuma ga bawa sepeda” ujar Junghwa kebingungan. “nanti
kamu bareng aku aja pulangnya, aku anterin deh~” jawab Yooara
“serius?
Gomawo unni Yooara” ucap Junghwa senang. Yooara hanya tersenyum “tapi kita
harus ke sekolah, soalnya sepeda Naeun di sekolah” tambahnya lagi. lekas mereka
menuju ke sekolah. Dan sekolah mereka ga jauh dari alun alun kota, dan setelah
mereka sampai di pintu gerbang bukannya mengambil sepeda malahan duduk di teras
sekolah. Mereka mengobrol sedikit
Junghwa
merasa asing di sekolah Naeun dan Yooara. Soalnya, Junghwa bukan murid di SOPA dan dia juga
ga tau apa apa tentang SOPA. “ini sekolah kamu yang baru besok Junghwa~
bagaimana, bagus tidak?” tanya Naeun sembari melihat keadaan sekolah dan gedung
yang bagus itu. Junghwa hanya mengangguk, dan dia berharap bisa saling mengenal
dengan siswa di SOPA satu dengan lainnya
Banyak sekali
teman Naeun dan Yooara yang mengampiri mereka bertiga. Junghwa hanya terdiam melihat sekitar dan
Junghwa tau pasti semua teman teman sahabtnya itu tak mengenalnya. Jadinya Junghwa
hanya sibuk sendiri dengan handphonenya, tiba tiba handphone Junghwa berdering
dan ada telfon dari bibinya
Dengan
lekas Junghwa mengangkat telfon itu “ada apa bi?”
“bibi mau
swalayan, bisa bantu bibi buat belanja?”
“siap bi,
aku kesana yah”
“bibi juga
udah disini kok~ bibi tunggu yah”
Junghwa
langsung mematikan handphonenya dan berpamitan dengan Yooara dan Naeun “aku
pamit, harus membantu bibi untuk belanja~ annyeong semua” ucap Junghwa dan
membungkukkan badannya sebagai tanda hormat kepada semua yang disana. Tanpa
berpikir panjang Junghwa langsung pergi menuju swalayan
Dan
swalayan itu dekat dari SOPA jadi bisa jalan kaki untuk pergi kesana. Junghwa
masih menggunakan baju olahraga dan sepatu olahraga juga. dan dia berjalan agak
cepat menuju ke swalayan agar bibinya tidak menunggu lama. Setelah sampai di
swalayan, dia langsung menemukan sosok bibi di dalam kerumunan banyak orang.
Junghwa menghampiri bibi dan bibi langsung menyuruh Junghwa untuk ini dan itu
Junghwa
langsung mengerjakannya. Leo yaitu anak dari bibi juga Junghwa jaga agar tidak
hilang di kerumunan orang banyak. Setelah belanja selesai, mereka menuju kasir
dan membayar semuannya. Setelah itu mereka menuju tempat parkir swalayan dan
mengambil motor. Bibi memberi Junghwa helm dan lekas helm itu di pakai Junghwa
Mereka
bertiga berangkat menuju ke rumah. Tak lama juga untuk sampai ke rumah, saat
sudah sampai rumah mereka pun segera meletakkan barang belanjaan ke rak rak
yang telah tersedia dan memang sudah untuk di tempati oleh barang barang itu.
setelah selesai, Junghwa pun menuju ke kamarnya dan merebahkan badannya di
kasur empuk
Dia
berpikir keras, kenapa menunggu hari Minggu itu lama sekali tetapi hari Senin
datang terlalu cepat? Hft, itulah kehidupan aneh memang. Dan mungkin itu sudah
takdir, Junghwa mengganti bajunya Karen baju olahraga penuh dengan keringat dan
mencopot sepatu olahragannya juga. meletakkan ke rak sepatu
Junghwa
melihat almarinya, ada baju baru dan itu adalah baju SOPA. dia melihat baju
itu, dan berharap besok adalah hari yang lebih baik. Junghwa tersenyum simpul,
lalu dia segera berlekas tidur siang saat itu
--
Malam pun
tiba, Junghwa sudah mandi, berganti pakaian, mempersiapkan barang barang untuk
besok dan tak lupa untuk belajar juga. Junghw atau materi pelajaran di SOPA juga beda dengan SMA yang dulu ia
tempati. Jadi dia juga sempat bertanya kepada Naeun, dan Junghwa juga tak tau
dikelas mana dia akan menempati dan siapa saja temannya
Sejenak dia
merenungkan hal itu, lalu dia terdiam lagi. Dan dia memilih untuk tidur daripada
memikirkan hal yang tidak penting dan membuat dia stress bahkan bisa jadi gila
tanpa sebab
**
Pagi itu, Junghwa
sudah berdandan rapi dan menggunakan baju baru untuk sekolah yang baru juga.
Dunia baru, teman baru dan mungkin akan baru juga untuk semuannya. Bibi senang
melihat Junghwa hari ini, dan Junghwa juga berangkat lebih awal karena memang
disuruh oleh guru di SOPA itu sendiri
Setelah sarapan,
bersiap siap dan pamit dengan Leo dan bibi. Junghwa langsung berangkat
menggunakan sepedannya, sesaat dia melihat ke rumah sampingnya itu. Rumah JB,
Wonho dan keluarga dulu. Sayangnya ga lama mereka tinggal disitu, karena ayah
mereka pindah kerja dan keluarga juga harus mengikuti ayah
Rumah itu
tak kosong, malah ada penghuninnya. Semua orang di perumahan Junghwa baik baik
anaknya, Cuma akhir akhir ini banyak warga baru jadi Junghwa gak terlalu kenal
semuanya satu per satu. Junghwa tersadar akan lamunannya itu, dia langsung
mengayuh sepeda fxnya menuju ke SOPA
-Jeongmin
POV-
Aku baru
saja pindah rumah, sial! Rumah
ini terletak di bagian belakang. Ayahku memang aneh, aku kan malas kalo berangkat sekolah gini. Rumah
bagian belakang jadi agak jauh, coba aja kalo di depan. Ya udah terjadi nolak
aja pasti ga bisa kan? Aku terus mengayuh sepeda menuju ke sekolah pagi ini. Aku sengaja berangkat pagi karena hari ini
aku ada jadwal piket
Saat aku mengayuh
sepeda fixku, aku melihat ada yeoja yang menggunakan baju SOPA. Tunggu, aku
belum pernah melihat anak perumahan ini bersekolah di SOPA, aku kira hanya aku
dan Myungsoo hyung yang bersekolah di SOPA. Dugaanku salah, ternyata ada anak
lain yang bersekolah di SOPA. Tapi, jujur saja aku belum pernah melihat dia
sebelumnnya
Ah biarlah,
paling dia kakak kelas atau siapa. Aku tetap focus mengayuh sepedaku dan aku
masih di belakang yeoja itu. bukan untuk mengikuti tapi aku malas ngebut buat
ngayuh sepeda. Akhirnya sampai juga di SOPA, aku parkir di bagian selatan
sedangkan dia parkir di sebelah barat jadi kami tak bertemu
Tapi aku masih
penasaran siapa anak itu, huh sudahlah daripada aku diliputi penasaran aku
langsung menuju ke kelasku. Dan benar saja, belum ada orang. Aku segera
mengambil sapu dan menyapu lantai lalu membuka korden jendela, membersihkan
papan tulis, mengisi spidol, dan aku jamin jika aku tak berangkat dan mengerjakan
ini semua gak ada yang mau nglakuin
Sesudah
menyelesaikan semuanya, aku duduk di kursiku dan 1 per satu anak masuk terutama
si Suzy. Saat Suzy datang, aku memalingkan muka dan pura pura sibuk dengan
diriku sendiri. Aku tak lupa memakai headset agar jika dia bicara tidak aku
dengar sama sekali. Dasar nenek bawel sok cantik gue benci sama si Suzy dan
semua sekolah juga benci
Dan benar saja,
Suzy langsung menuju ke arahku dan kau masih pura pura sibuk dan mendengarkan
musik. Dia langsung menggetok kepalaku “YAH! BABO NAMJA!” ucpanya sedikit
berteriak. Semua yang
di kelas langsung melihat ke arah ku dan Suzy. Aku masih saja sibuk sendiri
tetapi Suzy malah berulah “heh, mentang mentang kamu adek si Myungsoo kalo aku
minta no Myungsoo ga dibales huh?” ucapnya lagi
“bisa ngerti
perasaan aku ga sih?! Aku suka sama Myungsoo!” ucapnya bersambungan. Aku terdiam dan melepas headsetku, aku menengok
ke arahnya “sudah berapa kali kau mengatakan itu kepadaku? Topik yang sama
tetapi kalimat yang berbeda. Apa kau tidak bosan mengatakan itu? Aku yang berulang kali mendengar
sudah sangat bosan” ucapku panjang lebar
Suzy
kelihatan marah “kenapa kau marah? Kau suka dengan hyungku? Kau ingin meminta
no handphonenya jangan ke aku tetapi ke Myungsoo sendiri. Wanita pengecut”
ucapku ketus. Dan aku langsung menuju ke luar kelas dan Suzy malah menangis di
kelas. IU, nenek cempreng kampungan itu sahabat Suzy dan dia juga di benci oleh
anak SOPA dan sama aja kayak Suzy juga dan mereka juga bersahabat
Aku juga
tak perduli dengan Suzy atau IU, kenapa aku mendapatkan kelas yang sangat
menyusahkan dan menderita seperti ini huh? Bertemu dengan 2 yeoja yang di benci
oleh anak seluruh SOPA. dan gara gara mereka, kelasku di benci juga oleh
seluruh anak SOPA. saat aku sedang berjalan jalan di SOPA, aku mendengar
percakapan dan aku memang kebetulan mendengar “ada anak baru di SOPA”
“hah
siapa?”
“aku ga
tau, katanya mau masuk di kelas XI-1”
dan aku dibuat
penasaran siapa siswa baru itu dan dia berada di kelasku. Segera aku berlari
dan berteriak dengan kencang “ADA ANAK BARU DI KELAS KITA” dan keadaan menjadi
ramai. Suzy yang saat itu menangis, mendengar teriakkanku tentang siswa baru
juga masih bertanya tanya, begitu juga IU sahabtanya
bel berbunyi 3x
dan tanda masuk, kami semua tak sabar melihat siswa baru itu. Dan sonsaengnim
datang dan dibelakangnya ada siswa baru itu.... sebentar, itu aku pernah.... HAH?!!!!!!
*TBC......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar